Firman Allah ta’ala yang artinya
“ Orang-orang yang terdahulu lagi yang
pertama-tama (masuk Islam) dari golongan
muhajirin dan anshar dan orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha
kepada mereka dan merekapun ridha kepada
Allah dan Allah menyediakan bagi mereka
surga-surga yang mengalir sungai-sungai
di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal
di dalamnya. Itulah kemenangan yang
besar ”. (QS At Taubah [9]:100 )
Dari firmanNya di atas dapat kita ketahui
bahwa orang-orang yang diridhoi oleh Allah
Azza wa Jalla adalah orang-orang yang
mengikuti Salafush Sholeh.
Sedangkan orang-orang yang mengikuti
Salafush Sholeh yang paling awal dan
utama adalah Imam Mazhab yang empat
karena Imam Mazhab yang empat bertemu
dan bertalaqqi (mengaji) dengan Salafush
Sholeh sehingga Imam Mazhab yang empat
mendapatkan pemahaman Salafush Sholeh
dari lisannya langsung dan Imam Mazhab
yang empat melihat langsung cara
beribadah atau manhaj Salafush Sholeh.
Imam Mazhab yang empat adalah para
ulama yang sholeh dari kalangan “ orang-
orang yang membawa hadits” yakni
membawanya dari Salafush Sholeh yang
meriwayatkan dan mengikuti sunnah
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
Jadi cara kaum muslim mengikuti Salafush
Sholeh dengan cara bertalaqqi (mengaji)
dengan para ulama yang sholeh dari
kalangan “ orang-orang yang membawa
hadits”.
Para ulama yang sholeh dari kalangan
“ orang-orang yang membawa hadits”
adalah para ulama yang sholeh yang
mengikuti Imam Mazhab yang empat yakni
para ulama yang sholeh yang memiliki
ketersambungan sanad ilmu atau sanad
guru dengan Imam Mazhab yang empat
atau memiliki ilmu riwayah dan dirayah dari
Imam Mazhab yang empat.
Bahkan kalau melalui para ulama yang
sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan
cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
pada umumnya memiliki ketersambungan
dengan lisannya Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam melalui dua jalur yakni
1. Melalui nasab (silsilah / keturunan).
Pengajaran agama baik disampaikan melalui
lisan maupun praktek yang diterima dari
orang tua-orang tua mereka terdahulu
tersambung kepada Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam
2. Melalui sanad ilmu atau sanad guru.
Pengajaran agama dengan bertalaqqi
(mengaji) dengan para ulama yang sholeh
yang mengikuti Imam Mazhab yang empat
yakni para ulama yang sholeh memiliki ilmu
riwayah dan dirayah dari Imam Mazhab
yang empat atau para ulama yang sholeh
yang memiliki ketersambungan sanad ilmu
atau sanad guru dengan Imam Mazhab
yang empat
Sehingga para ulama yang sholeh dari
kalangan ahlul bait, keturunan cucu
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lebih
terjaga kemutawatiran sanad, kemurnian
agama dan akidahnya.
Sanad ini sangat penting, dan merupakan
salah satu kebanggaan Islam dan umat.
Karena sanad inilah Al-Qur’an dan sunah
Nabawiyah terjaga dari distorsi kaum kafir
dan munafik. Karena sanad inilah warisan
Nabi tak dapat diputar balikkan.
Ibnul Mubarak berkata :” Sanad merupakan
bagian dari agama, kalaulah bukan karena
sanad, maka pasti akan bisa berkata siapa
saja yang mau dengan apa saja yang
diinginkannya (dengan akal pikirannya
sendiri). ” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim
dalam Muqoddimah kitab Shahihnya 1/47
no:32 )
Imam Syafi’i ~rahimahullah mengatakan
“ tiada ilmu tanpa sanad”.
Imam Malik ra berkata: “ Janganlah engkau
membawa ilmu (yang kau pelajari) dari
orang yang tidak engkau ketahui catatan
(riwayat) pendidikannya (sanad ilmu) ”
Al-Hafidh Imam Attsauri ~rahimullah
mengatakan “ Penuntut ilmu tanpa sanad
adalah bagaikan orang yang ingin naik ke
atap rumah tanpa tangga ”
Bahkan Al-Imam Abu Yazid Al-Bustamiy ,
quddisa sirruh (Makna tafsir QS.Al-Kahfi
60) ; “B arangsiapa tidak memiliki susunan
guru dalam bimbingan agamanya, tidak ragu
lagi niscaya gurunya syetan” Tafsir Ruhul-
Bayan Juz 5 hal. 203
Asy-Syeikh as-Sayyid Yusuf Bakhour al-
Hasani menyampaikan bahwa “ maksud dari
pengijazahan sanad itu adalah agar kamu
menghafazh bukan sekadar untuk
meriwayatkan tetapi juga untuk meneladani
orang yang kamu mengambil sanad
daripadanya, dan orang yang kamu ambil
sanadnya itu juga meneladani orang yang di
atas di mana dia mengambil sanad
daripadanya dan begitulah seterusnya
hingga berujung kepada kamu meneladani
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dengan demikian, keterjagaan al-Qur’an itu
benar-benar sempurna baik secara lafazh,
makna dan pengamalan
0 komentar:
Posting Komentar