Idul Fitri adalah merupakan hari raya umat Islam yang jatuh pada bulan Syawal,
setelah umat Islam melaksanakan sebulan lamanya menjalankan ibadah puasa Ramadhan, maka sungguh sangat senang
dan bahagia umat Islam di saat datang hari
raya Idul Fitri, karena bagi umat Islam hari
raya Idul Fitri mempunyai makna yang
sangat mendalam dan kehadirannyapun
senantiasa disambut dengan penuh
antusias.
Makna kata Idul Fitri mempunyai dua kata
‘ied dan fitri, ‘Ied artinya hari raya dan fitri
artinya berbuka puasa atau lebaran, yang
secara etimologis Idul Fitri berarti kembali
berbuka setelah kurang lebih satu bulan
umat Islam berpuasa di siang hari dan
kembali seperti biasa makan, minum dan
berhubungan suami istri di siang hari.
Hari raya Idul Fitri dan kemerdekaan
Indonesia mempunyai falsafah yang sama
yaitu simbol kemerdekaan dan hari
kemenangan, Idul Fitri kali ini jatuh
berdekatan dengan hari HUT kemerdekaan
Republik Indonesia ke 67, dimana hari HUT
kemerdekaan RI merupakan hari
Kemenangan bangsa Indonesia, setelah
lamanya bangsa indonseia dijajah oleh
Belanda dan Jepang.
Kita semua sudah mengetahui sejarah
kemerdekaan Indonesia lewat tulisan-
tulisan dan buku-buku, bagaimana
gigihnya pejuang dan pahlawan Indonesia
dalam membebaskan Indonesia dari
tangan penjajah. Bertahun-tahun bangsa
Indonesia mengalami kesusahan,
penindasan dan tirani oleh pihak-pihak
yang berusaha mencengkeram Indonesia
untuk kepentingan kekuasaan, peran
pahlawan dan rakyat Indonesia yang pada
saat itu membara bersatu menyatukan
kekuatan untuk melawan penjajahan,
mereka senantiasa berjuang dengan
mengedepankan nilai-nilai keberanian,
kesabaran, pengorbanan, kompetisi dan
optimistis demi kemerdekaan Indonesia.
Merdeka berarti bebas dari penjajahan,
bebas dari tahanan, bebas dari kekuasaan,
bebas dari intimidasi dan bebas dari
tekanan dari budaya serta nilai-nilai yang
bertentangan dengan diri kita.
Lalu apa kaitanya hari kemerdekaan RI
dengan hari raya Idul Fitri? Idul Fitri
mempunyai arti kemenangan umat Islam
yang merupakan sebagai puncak akhir
setelah pelaksanaan ibadah puasa,
kemenangan disini adalah bentuk dari
kemenangan dalam menggapai kesucian,
layaknya seorang bayi yang baru
dilahirkan, bersih dan tanpa dosa.
Idul Fitri juga merupakan bentuk dari
pengekspresian sebagai ”iduna ahlil
Islam” (hari raya penganut Islam)
sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW
"yaumu aklin wa syurbin wa bahjatin" hari
makan-minum serta bersuka cita, sehingga
diharamkan bagi umat muslim untuk
berpuasa.
Oleh karena itu, Idul Fitri mempunyai
makna hari bersuka cita, gembira dan
senang, maka pada hari besar itu semua
orang harus terbebas dari kesedihan,
kesusahan dan jangan sampai ada orang
yang meminta-minta, ini bagian dari
kewajiban umat muslim yang mampu
untuk membayar zakat, berupa zakat fitrah
dan zakat mal kepada fakir miskin sebagai
bentuk dari berbagi kebahagiaan dari
mereka yang tidak mempunyai apa-apa
agar bisa merasakan suka cita pada hari
tersebut.
Namun, ironisnya Indonesia merdeka
selama 67 tahun, masih banyak kesusahan,
penindasan, korupsi, yang dirasakan rakyat
Indonesia terlihat di depan mata,
kebebasan merajalela, hukum diperjual
belikan, tidak ada keadilan, dan lain
sebagainya yang perlu dibenahi dan
diperbaiki kembali, masih butuh belajar
lebih keras untuk memahami makna
kemerdekaan.
Pada kemerdekaan Indonesia ke 67, kita
berharap kepada semua elemen baik
pemerintah, ulama, maupun rakyat
Indonesia untuk dapat mempertahankan
semua pondasi-pondasi yang telah
ditanamkan oleh para pahlawan, kita
jangan hanya bisa menikmati hasil
perjuangan para pahlawan terdahulu, tapi
bagaimana kita dapat mempertahankan
perjuangan tersebut. Semoga berkah bulan
suci Ramadhan Negara Indonesia yang
kaya dengan sumber daya alam, negeri
gemah ripah loh jinawi, dapat terbebas dari
belenggu-belenggu penjajah, sehingga
tujuan memakmurkan rakyat Indonesia,
tegaknya keadilan, dapat teralisasi. Jangan
bermimpi Negara Indonesia menjadi baik
kalau problematika kebangsaan seperti
kemerosotan moral politik hingga
keterpurukan ekonomi masih belum
terselesaikan. Selamat HUT Indonesia ke
67 th. Merdeka. Wallahu a’lam bisshowab.
* Penulis adalah Mahasiswa
Universitas Al- Quranul Karim dan Ilmu KeIslaman, Sudan
0 komentar:
Posting Komentar