Pengikut

Senin, 09 Juli 2012

Persipkan diri Anda Sambut Bulan Suci Ramadhan




Oleh : Ahmad Zaini, S.Ag. M.Pd.*)
Hadirin jama'ah shalat jum'at
rahimakumullah
Sebentar lagi tamu kita yang mulia bulan
Ramadhan akan segera tiba menyapa kita.
Tamu terhormat yang datang dengan
membawa segudang peluang dan
kesempatan emas bagi kita. Kenapa
dikatakan demikian? tak lain karena di
dalam bulan Ramadhan terkandung
kemuliaan dan keistimewaan yang amat
besar, yang tak bisa dijumpai pada bulan-
bulan lainnya. Nilai ibadah
dilipatgandakan, do'a-do'a dikabulkan,
dosa diampuni, pintu surga dibuka,
sementara pintu neraka ditutup.
Ramadhan, tak ubahnya tamu agung yang
selalu dinanti-nanti kedatangannya,
rugilah orang yang tidak dapat bertemu
dengannya, namun akan lebih rugi lagi
bagi mereka yang menjumpainya, namun
tidak mengambil sesuatu darinya (yakni
dengan menggunakannya sebagai moment
meningkatkan kualitas ibadah dan
ketaqwaan kita kepada Allah SWT).
ﺃﻟْﺤَﻤْﺪُﻟِﻠّﻪِ ﺍﻟّﺬِﻱْ ﺟَﻌَﻞَ ﺷَﻬْﺮَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻏُﺮَّﺓَ ﻭَﺟْﻪِ
ﺍﻟْﻌَﺎﻡِ. ﻭَﺷَﺮَّﻑَ ﺃَﻭْﻗَﺎﺗَﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﺎﺋِﺮِ ﺍﻷَﻭْﻗَﺎﺕِ ,
ﻭَﻓَﻀَّﻞَ ﺃَﻳَّﺎﻣَﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﺎﺋِﺮِ ﺍﻷَﻳَّﺎﻡِ, ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ
ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ ﺷﻬﺎﺩَﺓَ ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺑِّﻲَ
ﺍﻟﻠﻪُ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻘَﺎﻡَ, ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﺳَﻴِّﺪﻧﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ
ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﻣَﻦْ ﺻَﻠَّﻰ ﻭَﺻِﺎﻡَ . ﺍﻟﻠﻬﻢّ
ﺻَﻞّ ﻭﺳّﻠِّﻢْ ﻋﻠَﻰ ﻋَﺒْﺪِﻙَ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻚَ ﻣُﺤَﻤّﺪِ ﻭﻋَﻠﻰ
ﺁﻟِﻪ ﻭﺃﺻْﺤَﺎﺑِﻪِ ﻫُﺪَﺍﺓِ ﺍﻷَﻧَﺎﻡِ ﻭَﻣَﺼَﺎﺑِﻴْﺢِ ﺍﻟﻈُّﻼَﻡِ .
ﺃﻣَّﺎ ﺑﻌْﺪُ , ﻓﻴَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺑِﻔِﻌْﻞِ
ﺍﻟﻄَّﺎﻋَﺎﺕِ ﻭَﺗَﺮْﻙِ ﺍﻷَﺛَﺎﻡِ .
Hadirin jama'ah shalat jum'at
rahimakumullah.
Marilah pada saat yang berbahagia ini,
saya mengajak kita semua, untuk bersama-
sama berusaha meningkatkan taqwa kita
kepada Allah SWT. yakni dengan
senantiasa memperhatikan dengan
sungguh-sungguh sekaligus
melaksanakan dengan sebaik-baiknya apa
yang menjadi perintah Allah SWT dan
meninggalkan apa yang menjadi
laranganNya, sehingga kelak kita termasuk
ke dalam golongan hamba-hambaNya
yang beruntung baik di dunia maupun di
akhirat, amin-amin ya rabbal 'alamin.
Hadirin jama'ah shalat jum'at
rahimakumullah
Sebentar lagi tamu kita yang mulia bulan
Ramadhan akan segera tiba menyapa kita.
Tamu terhormat yang datang dengan
membawa segudang peluang dan
kesempatan emas bagi kita. Kenapa
dikatakan demikian? tak lain karena di
dalam bulan Ramadhan terkandung
kemuliaan dan keistimewaan yang amat
besar, yang tak bisa dijumpai pada bulan-
bulan lainnya. Nilai ibadah
dilipatgandakan, do'a-do'a dikabulkan,
dosa diampuni, pintu surga dibuka,
sementara pintu neraka ditutup.
Ramadhan, tak ubahnya tamu agung yang
selalu dinanti-nanti kedatangannya,
rugilah orang yang tidak dapat bertemu
dengannya, namun akan lebih rugi lagi
bagi mereka yang menjumpainya, namun
tidak mengambil sesuatu darinya (yakni
dengan menggunakannya sebagai moment
meningkatkan kualitas ibadah dan
ketaqwaan kita kepada Allah SWT).
Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan
diri dengan sebaik-baiknya dalam rangka
menyambut bulan yang penuh berkah
tersebut, sehingga kita dapat
memanfaatkannya secara maksimal untuk
beribadah mendekatkatkan diri kepada
Allah swt. Dengan demikian, apa yang
menjadi Tujuan Akhir dari puasa ramadhan
ini, yakni derajat "Ketaqwaan" dapat kita
raih. Untuk itulah, Rasulullah SAW tak lupa
berpesan kepada umatnya ketika bulan
Ramadhan datang - sebagaimana hadits
yang diriwayatkan an-Nasa'i dari Abu
Hurairah
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﺃَﺗَﺎﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ ﻓَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﺰَّ
ﻭَﺟَﻞَّ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ
ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﻣَﺮْﺩَﺓُ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦِ ﻟِﻠَّﻪِ.
ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ ) ...... ﺳﻨﻦ ﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻲ
ﺍﻟﺠﺰﺃ 7 ﺹ. : 256 ((2079)
Dari sahabat Abu Hurairah r.a. beliau
berkata, bahwa Rasulullah telah bersabda :
"Sungguh telah datang pada kalian bulan
Ramadhan, bulan yang penuh berkah,
yang mana pada bulan tersebut Allah SWT
mewajibkan kalian untuk berpuasa. Pada
bulan itu, pintu-pintu langit dibuka,
sementara pintu-pintu neraka ditutup serta
syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu
terdapat sebuah malam yang lebih baik
dari seribu bulan.(HR. An-Nasa'i)
Selain itu, Rasulullah mengajarkan kepada
kita sebuah do'a yang dipanjatkan
menjelang datangnya Ramadhan, yakni :
Allahuma bariklana fii Rajaba wa Sya’bana,
wa ballighna Ramadlana… (ya Allah berkahi
kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan
sampaikan kami pada Ramadhan) (HR.
Ahmad dan Bazzar).
Oleh karena itu, marilah kita sambut
kedatangan bulan Ramadhan dengan
penuh suka cita “Marhaban Ya Ramadhan
(selamat datang bulan Ramadhan), kami
sambut kedatanganmu dengan penuh
suka cita.”
Prof. Dr. Quraish Shihab, ulama Tafsir dari
Indonesia lulusan Universitas Al-Azhar
Mesir menjelaskan bahwa kata “marhaban”
terambil dari akar kata “rahb” ( ﺭَﺣْﺐٌ) yang
berarti ( ﻭَﺍﺳِﻊٌ , ﺭَﺣِﻴْﺐٌ ) “luas atau lapang”,
sehingga marhaban menggambarkan
bahwa tamu yang datang disambut dan
diterima dengan lapang dada, penuh
kegembiraan, serta dipersiapkan baginya
tempat yang luas untuk melakukan apa
saja yang dia inginkan.
Dari kata ini, terbentuk kata “rahbah” yang
antara lain, diartikan sebagai “ruangan luas
untuk mobil,” guna memperoleh perbaikan
atau kebutuhan bagi kelanjutan
perjalanannya. “Marhaban Ya Syahra
Ramadhan” berarti, “kami menyambutmu
dengan penuh kegembiraan dan kami
persiapkan untukmu tempat yang luas
agar engkau bebas melakukan apa saja,
yang berkaitan dengan upaya mengasah
dan mengasuh jiwa kami.”
Dalam bahasa Arab bulan disebut dengan
“syahr”( ﺍﻟﺸَّـﻬْﺮُ) yang bermakna “terkenal”
atau populer. Orang Arab biasanya
menamai bulan sesuai dengan keadaan di
mana bulan itu berlangsung. Karena pada
masa turunnya perintah puasa adalah
musim panas yang terik, maka bulan itu
dinamai “Ramadhan” yang akar katanya
dari “Ramidha” ( ﺭَﻣِﺾَ ) yang berarti “sangat
panas, membakar” disebabkan panas
matahari yang luar biasa menyinari pasir-
pasir gurun. Ada juga pengertian lain yaitu
“batu (karang) yang membakar.”
Hadirin jama'ah shalat jum'at
rahimakumullah
Pengertian di atas sesuai dengan makna
filosofis bulan Ramadhan, yaitu membakar
dosa-dosa yang pernah dilakukan dengan
menahan makan dan minum dan apa-apa
yang membatalkannya. Juga dapat
dianalogikan, untuk membuat sesuatu
lebih terbakar adalah dengan
menghimpitnya di antara dua batu
(karang) lembut, lalu memukul-mukul sifat
(buruk)-nya sendiri di antara dua batu
(karang), yakni lapar dan haus. Rasulullah
SAW, bersabda, “dinamakan bulan
Ramadhan karena ia cenderung membakar
dosa-dosa.”
Berikut ini adalah beberapa sikap terpuji
yang dilakukan para ulama sholeh
terdahulu dalam menyambut bulan suci
Ramadhan yang pantas diteladani:
Pertama, kita harus menyambut Ramadhan
dengan kegembiraan dan kebahagiaan.
Yahya bin Abi Katsir meriwayatkan bahwa
orang-orang salaf terdahulu selalu
mengucapkan doa: ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺑَﺎﺭِﻙْ ﻟَﻨَﺎ ﻓِﻰ ﺭَﺟَﺐَ ﻭَ
ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ ﻭَ ﺑَﻠِﻐْﻨَﺎ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ
"Ya Allah sampaikanlah aku dengan
selamat ke Ramadhan, selamatkan
Ramadhan untukku dan selamatkan aku
hingga selesai Ramadhan". Sampai kepada
Ramadhan adalah kebahagiaan yang luar
biasa bagi mereka, karena pada bulan itu
mereka bisa mendapatkan nikmat dan
karunia Allah yang tidak terkira.Tidak
mengherankan jika kemudian Nabi saw
dan para sahabat menyambut Ramadhan
dengan senyum dan tahmid, dan melepas
kepergian Ramadhan dengan tangis.
Kedua, dengan pengetahuan yang dalam.
Puasa Ramadhan merupakan salah satu
rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh
setiap muslim. Ibadah puasa mempunyai
ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi
agar sah dan sempurna. Sesuatu yang
menjadi prasyarat suatu ibadah wajib,
maka wajib memenuhinya dan wajib
mempelajarinya. Ilmu tentang ketentuan
puasa atau yang sering disebut dengan
fikih puasa merupakan hal yang wajib
dipelajari oleh setiap muslim, minimal
tentang hal-hal yang menjadi sah dan
tidaknya puasa.
Persepsi dan pengetahuan yang utuh
tentang bulan Ramadhan akan
menghindarkan diri dari kesalahan-
kesalahan yang bisa merusak ibadah
Ramadhan disebabkan oleh ketidaktahuan
kita. Persepsi yang utuh tentang
keutamaan Ramadhan akan mendorong
tumbuhnya motivasi dari dalam diri untuk
menjalani ibadah dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu, pada bagian ini,
persiapan-persiapan yang bisa dilakukan
adalah dengan banyak bertanya, belajar
dan membaca. Orang akan mampu
mengerjakan sesuatu dengan sempurna
dan riang gembira jika ia tahu dengan
pasti apa alasan, tujuan dan manfaat di
balik sesuatu yang ia kerjakan.
Ketiga, dengan doa. Bulan Ramadhan
selain merupakan bulan karunia dan
kenikmatan beribadah, juga merupakan
bulan tantangan. Tantangan menahan
nafsu untuk perbuatan jahat, tantangan
untuk menggapai kemuliaan malam lailatul
qadar dan tantangan-tantangan lainnya.
Keterbatasan manusia mengharuskannya
untuk selalu berdo’a agar optimis melalui
bulan Ramadhan.
Empat, dengan tekad dan planning yang
matang untuk mengisi Ramadhan. Niat dan
azam adalah bahasa lain dari planning atau
perencanaan. Orang-orang soleh terdahulu
selalu merencanakan pengisian bulan
Ramadhan dengan cermat dan optimis.
Berapa kali dia akan mengkhatamkan
membaca al-Quran, berapa kali sholat
malam, berapa akan bersedekah dan
membari makan orang berpuasa, berapa
kali kita menghadiri pengajian dan
membaca buku agama. Itulah planning
yang benar mengisi Ramadhan, bukan
hanya sekedar memplaning atau
merencanakan menu makan dan pakaian
kita untuk Ramadhan, tapi lebih diarahkan
ke perencanaan yang matang untuk
meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan
Ramadhan.
Kelima, Persiapan Ruh dan Jasad
Rasulullah SAW dan orang-orang shalih
tidak pernah menyia-nyiakan keutamaan
Ramadhan sedikitpun. Rasulullah dan para
sahabat memperbanyak puasa dan
bersedekah pada bulan Sya’ban sebagai
latihan sekaligus tanda kegembiraan
menyambut datangnya Ramadhan. Anas
bin Malik r.a. berkata, ”ketika kaum
muslimin memasuki bulan Sya’ban, mereka
sibuk membaca Alquran dan mengeluarkan
zakat mal untuk membantu fakir miskin
yang berpuasa.”
Dengan mengondisikan diri pada bulan
Sya’ban untuk berpuasa, bersedekah dan
memperbanyak ibadah, kondisi ruhiyah
akan meningkat, dan tubuh akan terlatih
berpuasa Dengan kondisi seperti ini, maka
ketika memasuki bulan Ramadhan, kondisi
ruh dan iman telah membaik, yang
selanjutnya dapat langsung menyambut
bulan Ramadhan yang mulia ini dengan
amal dan kegiatan yang dianjurkan. Di sisi
lain, tidak akan terjadi lagi gejolak fisik dan
proses penyesuaian yang kadang-kadang
dirasakan oleh orang-orang yang pertama
kali berpuasa, seperti lemas, demam dan
sebagainya.
Rasulullah SAW senantiasa melakukan
puasa sunnah bulan Sya’ban, bahkan
dalam beberapa riwayat disebutkan beliau
kadang melakukannya sebulan penuh.
Dalam sebuah hadits disebutkan :
ﺃَﺧْﺮَﺝَ ﺍﻟﻨَّﺴَﺎﺋِﻲُّ ﻭَﺃَﺑُﻮ ﺩَﺍﻭُﺩَ ﻭَﺻَﺤَّﺤَﻪُ ﺍِﺑْﻦ
ﺧُﺰَﻳْﻤَﺔَ ﻋَﻦْ ﺃُﺳَﺎﻣَﺔ ﺑْﻦ ﺯَﻳْﺪٍ ﻗَﺎﻝَ " ﻗُﻠْﺖ ﻳَﺎ
ﺭَﺳُﻮﻝ ﺍﻟﻠَّﻪ ﻟَﻢْ ﺃَﺭَﻙ ﺗَﺼُﻮﻡُ ﻣِﻦْ ﺷَﻬْﺮ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺸُّﻬُﻮﺭ
ﻣَﺎ ﺗَﺼُﻮﻡ ﻣِﻦْ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥ ، ﻗَﺎﻝَ : ﺫَﻟِﻚَ ﺷَﻬْﺮٌ ﻳَﻐْﻔُﻞُ
ﺍﻟﻨَّﺎﺱ ﻋَﻨْﻪُ ﺑَﻴْﻦَ ﺭَﺟَﺐٍ ﻭَﺭَﻣَﻀَﺎﻥ ، ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﻬْﺮ
ﺗُﺮْﻓَﻊُ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟْﺄَﻋْﻤَﺎﻝ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺏّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ ﻓَﺄُﺣِﺐُّ ﺃَﻥْ
ﻳُﺮْﻓَﻊَ ﻋَﻤَﻠِﻲ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺻَﺎﺋِﻢٌ " )ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ ﻻﺑﻦ
ﺣﺠﺮ )ﺑﺎﺏ ﺻﻮﻡ ﺷﻌﺒﺎﻥ ,( ﺍﻟﺠﺰﺃ ﺍﻟﺴﺎﺩﺱ ,
ﺹ : (238
Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada
Rasulullah saw. Katanya: “Ya Rasulullah,
saya tidak melihat engkau berpuasa pada
bulan-bulan yang lain sebanyak puasa di
bulan Sya’ban ini? Beliau saw menjawab:
“Itulah bulan yang dilupakan orang, antara
Rajab dan Ramadhan, bulan
ditingkatkannya amal perbuatan kepada
Allah swt Rabbul ‘Alamin. Dan aku ingin
amalku diangkat sedang aku dalam
keadaan berpuasa.” (HR An-Nasa-i).
Keenam, Persiapan Materi. Kemudian yang
harus kita perhatikan menyongsong bulan
Ramadhan adalah persiapan finansial atau
materi. Persiapan materi di sini tidak
dimaksudkan untuk membeli kebutuhan
berbuka dan sahur yang mewah dan mahal
bahkan kadang terkesan berlebihan. Tapi
finansial/materi yang diperuntukkan untuk
menopang ibadah sedekah dan infak kita.
Bulan Ramadhan merupakan bulan
muwaasah (bulan santunan, pelipur lara).
Sangat dianjurkan memberi santunan
kepada orang lain, betapapun kecilnya.
Pahala yang sangat besar akan didapat
manakala ia memberi kepada orang lain
yang berpuasa, sekalipun sekedar sebiji
kurma dan seteguk air. Kedermawanan
Rasulullah saw pada bulan Ramadhan
sangat besar. Digambarkan dalam
beberapa riwayat bahwa sentuhan
kebaikan dan santunan Rasulullah saw
kepada masyarakat sampai merata, lebih
merata ketimbang sentuhan angin
terhadap benda-benda di sekitarnya.
Demikianlah khutbah yang dapat kami
sampaikan, semoga kiranya kita
memperoleh rahmat, hidayat serta
kekuatan untuk dapat mempersiapkan diri
secara maksimal, menyongsong
datangnya bulan Ramadhan besok, amin,
amin ya Robbal 'alamin.....
ﺃﻋﻮﺫﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﺍﻟﺮّﺟﻴﻢ. ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ
ﺍﻟﺮّﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮّﺣﻴﻢ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍْ ﻛُﺘِﺐَ
ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢُ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ ﻛَﻤَﺎ ﻛُﺘِﺐَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻣِﻦ ﻗَﺒْﻠِﻜُﻢْ
ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﺘَّﻘُﻮﻥَ
ﺃَﻳَّﺎﻣًﺎ ﻣَّﻌْﺪُﻭﺩَﺍﺕٍ ﻓَﻤَﻦ ﻛَﺎﻥَ ﻣِﻨﻜُﻢ ﻣَّﺮِﻳﻀًﺎ ﺃَﻭْ ﻋَﻠَﻰ
ﺳَﻔَﺮٍ ﻓَﻌِﺪَّﺓٌ ﻣِّﻦْ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ ﺃُﺧَﺮَ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ
ﻳُﻄِﻴﻘُﻮﻧَﻪُ ﻓِﺪْﻳَﺔٌ ﻃَﻌَﺎﻡُ ﻣِﺴْﻜِﻴﻦٍ ﻓَﻤَﻦ ﺗَﻄَﻮَّﻉَ
ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻓَﻬُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَّﻪُ ﻭَﺃَﻥ ﺗَﺼُﻮﻣُﻮﺍْ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَّﻜُﻢْ ﺇِﻥ
ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ
ﺑﺎَﺭَﻙَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻟِﻲْ ﻭَﻟﻜﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟﻘُﺮْﺁﻥِ ﺍﻟﻌَﻈِﻴْﻢِ ,
ﻭَﻧَﻔَﻌَﻨِﻲْ ﻭَﺇِﻳّﺎﻛُﻢْ ﺑِﺎﻵﻳﺎﺕِ ﻭﺍﻟﺬِّﻛْﺮِ ﺍﻟﺤَﻜِﻴْﻢِ. ﺇﻧّﻪُ
ﺗَﻌﺎَﻟَﻰ ﺟَﻮّﺍﺩٌ ﻛَﺮِﻳْﻢٌ ﻣَﻠِﻚٌ ﺑَﺮٌّ ﺭَﺅُﻭْﻑٌ ﺭَﺣِﻴْﻢٌ .
ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟﻠﻪِ ﻋَﻠﻰَ ﺍِﺣْﺴَﺎﻧِﻪِ ﻭَﺍﻟﺸُّﻜْﺮُ ﻟَﻪُ ﻋَﻠﻰَ
ﺗَﻮْﻓِﻴْﻘِﻪِ ﻭَﺍِﻣْﺘِﻨَﺎﻧِﻪِ. ﻭَﺍَﺷْﻬَﺪُ ﺍَﻥْ ﻻَ ﺍِﻟَﻪَ ﺍِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ
ﻭَﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ ﻭَﺍَﺷْﻬَﺪُ ﺍَﻥَّ ﺳَﻴِّﺪَﻧَﺎ
ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ ﺍﻟﺪَّﺍﻋِﻰ ﺍِﻟﻰَ ﺭِﺿْﻮَﺍﻧِﻪِ .
ﺍﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭِﻋَﻠَﻰ ﺍَﻟِﻪِ
ﻭَﺍَﺻْﺤَﺎﺑِﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﺗَﺴْﻠِﻴْﻤًﺎ ﻛِﺜﻴْﺮًﺍ ﺍَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ ﻓَﻴﺎَ ﺍَﻳُّﻬَﺎ
ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺍِﺗَّﻘُﻮﺍﺍﻟﻠﻪَ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺍَﻣَﺮَ ﻭَﺍﻧْﺘَﻬُﻮْﺍ ﻋَﻤَّﺎ ﻧَﻬَﻰ
ﻭَﺍﻋْﻠَﻤُﻮْﺍ ﺍَﻥَّ ﺍﻟﻠﻪّ ﺍَﻣَﺮَﻛُﻢْ ﺑِﺎَﻣْﺮٍ ﺑَﺪَﺃَ ﻓِﻴْﻪِ ﺑِﻨَﻔْﺴِﻪِ
ﻭَﺛَـﻨَﻰ ﺑِﻤَﻶ ﺋِﻜَﺘِﻪِ ﺑِﻘُﺪْﺳِﻪِ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺗَﻌﺎَﻟَﻰ ﺍِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ
ﻭَﻣَﻶ ﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻳُﺼَﻠُّﻮْﻥَ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰ ﻳﺂ ﺍَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ
ﺁﻣَﻨُﻮْﺍ ﺻَﻠُّﻮْﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮْﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴْﻤًﺎ. ﺍﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ
ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ
ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧﺎَ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺍَﻧْﺒِﻴﺂﺋِﻚَ ﻭَﺭُﺳُﻠِﻚ

0 komentar:

Posting Komentar