Pengikut

Rabu, 15 Juli 2015

Suasana perantau saat Ramadhan di hongkong

"Ramadhan di Negri Beton"


Oleh : Rina Nur Widayanti
Ramadhan tiba, kata banyak kalangan dimanapun kita melaksanakan puasa Ramadhan itu sama saja, yang membedakan hanyalah niat dan amalan lain yang ingin dilakukan. Tapi, bagi para muslim yang berada di negri yang mayoritas penduduknya Non-Muslim, ibadah puasanya terasa berbeda. Tak ada gema adzan, tak ada gema riuh suara sahur dan tak ada lagi suasa keramaian saat berbuka bersama sanak keluarga.
Bandingan ketika mereka masih ada diindonesia, semuanya bisa nikmati tanpa kurang satupun bahkan bisa dibilang itu "suasana yang dirindukan tiba".
Saat Ramadhan pertama tiba, puasa di negri beton ini pun terasa biasa saja, tak ada yang istimewa, ratusan manusia mengelilingi jalan dengan melahap makanannya di tangan, ratusan kedai makan seolah tak mau tahu urusan pribadi seseorang. Begitulah mirisnya, tapi sebagai seorang muslim yang teguh tentu saja itu semua bukan halangan. Saat senja tiba, berbuka puasa pun terasa nikmat walau ala kadarnya, hingga taraweh yang dilakukan seorang diri.
Negri ini sebenarnya juga punya masjid, tapi hanya beberapa dan bisa dihitung pakai jari, bilangannya pun tak lebih dari angka 5. Miris, tapi ya sebagai muslim yang baik seharusnya bersyukur, ternyata disini masih ada bangunan masjid yang berdiri kokoh dengan penuh jamaahnya.
Dalam lubuk hati terdalam, siapa sih yang tidak ingin memijakkan kaki di Rumah Allah ini, semua pasti ingin memasukinya, begitupun aku. Tapi sayang seribu sayang, masjidnya jauh dan tak bisa selalu pergi kesana dalam waktu-waktu ibadah.
Waktu terus berjalan, puasa dan cuaca bisa dibilang saling bergandengan tangan, tak terasa kini mendekati detik-detik akhir Ramadhan. Sebenarnya tak ada perasaan apapun ketika Ramadhan pergi, hanya saja dalam hati sering berbisik "Andai negri ini mayoritas penduduknya adalah muslim, mungkin kita tak akan sengsara untuk menapaki kaki menuju masjid dan melakukan ibadah lainnya..", tapi ini realita, apapun itu harapannya hanya satu, semoga ALLAH SWT menerima amal ibadah semua muslimin dan muslimat di negri ini walau dengan seribu keterbatasannya. Berharap mendapatkan pahala yang melimpah dimalam-malam Lailatul Qadar. Berharap mendapatkan kemantapan hati untuk selalu istiqamah dimanapun dan dalam keadaan apapun dan yang terpenting agar kita semua yang ada di negri ini selalu diberi kemantapan iman dan islamnya.
Sampai jumpa lagi Ramadhan, walau tak seistimewa di negri sendiri tapi kita semua masih merindukanmu, masih ingin selalu bertemu disetiap tahunnya. Aamiin Yaa Rabbal'alamiin..
Foto : Masjid Kowloon, Hong Kong.
Hong Kong, 15 July 2015.

0 komentar:

Posting Komentar